PBOIN Meminta Bengkel Mengajak Konsumen Berpikir Rasional

Jakarta, PBOIN – Perang harga antarbengkel hanya akan menghancurkan bisnis sesama bengkel. Bengkel otomotif diminta untuk mengajak konsumen berpikir rasional soal biaya perbaikan, jangan sampai mempertaruhkan keselamatan jiwa mereka.

Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia (PBOIN) Hermas E Prabowo menyampaikan itu saat tampil sebagai pembicara dalam Webinar Nasional yang diselenggarakan PBOIN, Minggu (10/10) di Jakarta.

Webinar bertujuan menambah pengetahuan dan wawasan bisnis pengusaha bengkel otomotif anggota PBOIN di Indonesia.

Kali ini webinar bertema Bagaimana Berbisnis Bengkel agar Selalu Menguntungkan? Diikuti 72 pengusaha bengkel dari Pulau Jawa, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan dan Papua. Diskusi dipandu Pieter Gero, eks General Manager SDM dan Redaktur Harian Umum Kompas.

Hermas yang juga pemilik bengkel Worner Matic mengatakan, dalam perbaikan kendaraan keselamatan jiwa konsumen adalah yang utama dan tidak bisa ditawar-tawar.

Strategi ataupun inovasi dalam menggaet konsumen sah-sah saja dilakukan, sepanjang tidak mengorbankan aspek keselamatan. “Bengkel harus mampu mengajak konsumen berpikir rasional, karena pengetahuan teknik dan analisis risiko oleh bengkel jauh lebih baik dari konsumen,” jelas Hermas.

Sering kita temui di lapangan terjadi “perang harga”. Bengkel yang satu menawarkan biaya perbaikan yang murah, lalu kebetulan ramai, selanjutnya bengkel lain melakukan hal sama.

Pada tahap awal, konsumen diuntungkan. Ketika situasi itu berlanjut, kualitas yang akan dipertaruhkan, dampak lanjutannya kendaraan yang dikorbankan, semakin parah akan mempertaruhkan keselamatan jiwa konsumen itu sendiri. “Nggak ada ceritanya bengkel mau ngorbanin biaya jasa, yang ada kualitas yang dikurangi,” tegasnya.

Karenanya bengkel wajib mengedukasi konsumen. Misalnya kalau terlalu murah, maka penggunaan part jadi KW, copotan atau bahkan part bekas. Dampaknya apa dengan penggunaan part itu? Misal tidak awet, berisiko terhadap keselamatan dan sebagainya. Biarkan konsumen memahami dan memilih, tapi dengan penuh kesadaran akan risiko yang bakal dihadapi nantinya. Sehingga kalau sampai timbul masalah dan mengancam keselamatan berkendara, bengkel lepas bertanggungjawab karena sudah mengingatkan.

Sekarang ini harga-harga part terbuka. Di marketplace harga semua bisa dilihat, kalaupun ada selisih tidak besar. Konsumen bisa mengkalkulasi sendiri seberapa rasional biaya perbaikan, dan pada titik apa irasional muncul yang berpotensi mengancam keselamatan berkendara.

Di sisi lain, tambah Hermas, pemberian harga yang tidak rasional dan terlalu rendah, menyulitkan bengkel saat mau peremajaan peralatan seperti scanner dan special tool lain, juga biaya kontrak dan renovasi.

Membangun Kepercayaan

Dalam berbisnis bengkel, Hermas mengajak pengusaha bengkel di Indonesia untuk membangun kepercayaan konsumen, jeli melihat pasar, mengutamakan kualitas, jangan berhenti belajar, terus berinovasi, dan up grade skill kalau perlu kursus spesialis bidang-bidang tertentu. Investasi untuk menambah ilmu penting, agar usaha bengkel bisa terus kompetitif.

Lebih jauh Hermas juga menekankan pentingnya pengusaha bengkel mengubah pola pikir, menuju pola pikir bisnis. Bisnis adalah bisnis, jangan dicampuradukkan dengan hal-hal lain.

Ketua Departemen Pengembangan Bengkel PBOIN Wahyudi Handayani menuturkan enam kiat bisnis bengkel agar selalu menguntungkan yaitu kemampuan atau modal, produk barang atau jasa, marketing atau demand, jumlah karyawan, lokasi usaha, dan digitalisasi. “Bila keenam kiat bisnis bengkel diimplementasikan secara menyeluruh, saya jamin bisnis bengkel akan untung,” kata Wahyudi.

Pemilik Hans Auto Swakarsa ini juga menekankan pentingnya trust atau tingkat kepercayaan konsumen terhadap layanan bengkel. “Hindari perang tarif murah antar pengusaha bengkel skala UMKM karena hanya akan merugikan mereka sendiri,” tutur Wahyudi.

Wahyudi menambahkan setiap pengusaha bengkel harus selalu meng-upgrade mekaniknya terkait perkembangan digitalisasi teknologi bengkel. ” Hanya bengkel yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang bisa bertahan,” tuturnya.

Webinar yang rencananya berlangsung satu jam, nambah waktu hingga dua jam. Dalam sambutannya, Wakil Ketua PBOIN Bambang Tri Saputra menyatakan PBOIN adalah wadah dan sarana perjuangan bengkel otomotif di Indonesia.

“Mari kita bersama berhimpun membangun usaha bengkel yang profesional, maju dan mensejahterakan pelaku dan pekerja bengkel,” tegasnya. (WAWAN)